Studi Gender Tentang Proses Pembentukan Pribadi Anak Pelaut di Bawah Asuhan Ibu “Single Fighter” (Studi Kasus Pada Anak Pelaut Usia Taman Kanak-Kanak) di Kota Semarang
DOI:
https://doi.org/10.52492/jmp.v1i1.35Keywords:
Single Fighter, KepribadianAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik kecenderungan kepribadian anak yang diasuh oleh seorang yang hanya terdiri dari ibu saja yang disebabkan karena ayah berkerja dan tinggal terpisah dari istri dan anaknya. Selain itu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecenderungan kepribadian anak yang diasuh oleh seorang yang hanya terdiri dari ibu saja yang disebabkan karena ayah berkerja dan tinggal terpisah dari istri dan anaknya. Pembentukan kepribadian anak perlu diterapkan sejak dini. Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak. Pangkal masalah yang sering dihadapi keluarga yang hanya dipimpin oleh single fighter adalah masalah anak. Anak akan merasa dirugikan dengan hilangnya salah satu orang yang berarti dalam hidupnya. Anak dikeluarga yang hanya memiliki orang tua tunggal (single fighter) rata - rata cenderung kurang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik dibanding anak yang berasal dari keluarga yang orang tuanya utuh. Keluarga dengan single fighter selalu terfokus pada kelemahan dan masalah yang dihadapi. Sebuah keluarga dengan single fighter sebenarnya bisa menjadi sebuah keluarga yang efektif layaknya keluarga yang utuh yakni dengan tidak larut dalam kelemahan dan masalah yang dihadapinya, melainkan harus secara sadar membangun kembali kekuatan yang dimilikinya. Dalam kondisi seperti ini, terlihat jelas beban dan tanggung jawab dibebankan kepada ibu dengan statusnya sebagai seorang single fighter. Semua kebutuhan anak baik kebutuhan secara psikologis maupun psikis harus terpenuhi agar tidak terjadi kesenjangan anak dalam menghadapi setiap perkembangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi dengan pengawasan dan pengendalian orang tua. Sehingga terbentuklah karakteristik anak yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan yang baik dengan teman, mampu menghadapi stress dan mempunyai minat terhadap hal-hal baru.
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2015 Jurnal Maritim Polimarin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
